Banyak orang ketika mendengar kata saham , langsung menjadi
apatis, takut, berpikiran negative dsb.
Masyarakat awam berpikir, bahwa saham adalah sesuatu yang sangat elit,
mewah dan tidak terjangkau oleh mereka, sebagian lagi berpendapat bahwa saham
adalah sesuatu yang sangat berbahaya , bisa menyebabkan kerugian bahkan jatuh
miskin alias bangkrut.
Namun apakah ini benar ?? tentu saja tidak. Pada dasarnya
membeli saham berarti kita membeli porsi kepemilikan di sebuah perusahaan yang
sudah mendaftarkan perusahaannya untuk dapat dimiliki oleh public seperti
perusahaan Telkom Indonesia, Indosat, Bank BRI, BCA, Mandiri, Indofood serta
banyak lagi perusahaan lainnya. Tercatat ada hampir 500 perusahaan yang sudah
mendaftarkan dirinya di Bursa Efek Indonesia untuk dapat dimiliki sahamnya.
Dengan harga kisaran Rp. 3000,- sampai dengan Rp. 10.000,-
maka untuk membeli 1 lot (100 lembar) maka hanya dibutuhkan dana sebesar
Rp.300.000 – Rp. 1.000.000 , sangat terjangkau bukan ??
Seperti yang kita ketahui bersama, biaya hidup saat ini
semakin tinggi, harga2 bahan kebutuhan pokok selalu naik, tarif listrik naik, belum
lagi biaya sekolah anak yang makin tinggi sementara itu kita semua tahu bahwa
bunga tabungan tidak mampu mengejar kenaikan harga tsb.
Jika sudah demikian , bagaimana kita bisa memiliki rumah
impian atau mobil impian jika untuk kebutuhan sehari-hari saja kita udah
berjuang habis-habisan?
Jika menabung tidak menjadi solusi, maka investasi adalah
satu-satunya cara untuk melawan /
mengimbangi kenaikan harga (inflasi)
Kenapa saham ? bukan emas ataupun property ??
Emas adalah salah satu instrument investasi yang tidak asing
lagi di masyarakat kita, jamannya orang tua kita dahulu sangat gemar sekali
membeli emas sebagai alternatif menabung. Emas sepertinya menjadi alternative
investasi yang cukup menguntungkan tapi tunggu dulu, data statistic menunjukkan
bahwa trend harga emas terus turun dari 2011 hingga 2015 saat ini. Ternyata
investasi di emas pun tidak menguntungkan.
Lalu bagaimana dengan property? Dalam 5 tahun belakangan ini
harga property udah naik gila-gilaan dan sangat menggiurkan, tapi disisi lain
dengan harga yang sudah sangat tinggi tsb tidak semua orang mampu untuk
berinvestasi di property, selain itu butuh kejelian dalam memilih lokasi
property yang akan kita beli dan jika kita suatu saat butuh uang mendesak maka
mendapatkan uang dari hasil jual property tidak bisa seketika, butuh waktu
untuk dijual .
Akhirnya kita tiba pada pilihan Saham, dengan harga yang
terjangkau serta mudah untuk diperjual belikan (liquid) maka saham menjadi
pilihan investasi yang menarik. Apalagi tingkat return saham cukup tinggi yaitu
sekitar 20-25% per tahun. Resiko kerugian pada saham cenderung kecil dan dapat diminimalisasi
dengan keterbukaan informasi yang begitu gampang kita dapatkan di jaman
globalisasi ini, ditambah lagi dengan berbagai seminar serta edukasi yang di
adakan oleh Bursa Efek Indonesia maupun Perusahaan Sekuritas itu sendiri.
Bagaimana cara membeli saham?
Untuk dapat membeli saham,maka kita harus menjadi nasabah
salah satu perusahaan sekuritas yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia. Dengan
fotocopy KTP, NPWP serta cover depan buku tabungan maka kita kemudian akan
dibuatkan Rekening Dana Nasabah atas nama kita pribadi, hingga dana kita benar2
aman dan tidak bisa dibawa kabur oleh pihak ketiga.
Hanya dalam waktu maksimal
10 hari kerja maka rekening kita sudah aktif dan kita sudah dapat melakukan
transaksi jual beli di Bursa Efek Indonesia.
Dengan begitu mudah dan terjangkaunya saham untuk dapat
ditransaksikan, maka berinvestasi di saham bukanlah sesuatu yang mesti ditakuti
lagi, apalagi dengan imbal hasil yang jauh di atas inflasi maka investasi di
saham adalah sebuah alternatif yang patut dipertimbangkan.
No comments:
Post a Comment