Berikut adalah kumpulan berita saham yang diperoleh melalui berbagai sumber :
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terus menggarap proyek
infrastruktur pipa baja untuk penyaluran gas. Dalam laporan keuangan
PGAS Semester I 2015, ada tiga project management office (PMO) pipa baja
PGAS yang sedang dibangun. Nilai proyek yang sudah direalisasikan
mencapai US$ 89,2 juta.
PMO yang diselesaikan antara lain PMO Wilayah I yang terdiri dari
jalur pipa Cikande - Bitung, termasuk jalur pipa baja muara Bekasi-
Tanjung Priok dan Bekasi - Muara Karang. Sampai akhir Agustus, perseroan
ini sudah menyerap belanja US$ 51,5 juta untuk proyek tersebut.
Realisasi biaya itu mencapai 47,93% dari total estimasi biaya di wilayah
I.
Kemudian, di PMO Wilayah II, PGAS menyelesaikan pemasangan pipa di
jalur Otsuka-Purwosari dengan biaya senilai US$ 11,84 juta atau 44,69%
dari target. Sementara di Wilayah III, perusahaan pelat merah ini sudah
menyerap sebesar 78,7% anggaran untuk proyek distribusi Lampung
sepanjang 88 kilometer (km). Total realisasi biaya di wilayah tersebut
mencapai US$ 25,86 juta.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
Produsen tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) ingin mengamankan
keuntungan tahun ini. Makanya, emiten yang kerap disebut Sritex ini
mempertimbangkan untuk mengerek lagi harga jual.
Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam menuturkan, manajemen akan
menjaga posisi margin laba bruto di kisaran 20%. Namun, Sritex harus
menimbang dan melihat situasi sebelum menaikkan harga jual. “Harga harus
memperhitungkan permintaan. Secara makro, belanja pemerintah tidak
berjalan, dan harga naik semua,” ujarnya, Kamis (3/9).
Welly mengakui, pada kuartal ketiga tahun ini, penjualan SRIL sedikit
melesu. Penurunan penjualan mulai terjadi pada Juli 2015 atau setelah
Idul Fitri. Meski demikian, ia menyebut rendahnya penjualan pada kuartal
ketiga merupakan siklus tahunan.
Sekadar mengingatkan, pada kuartal II-2015, SRIL sudah menaikkan rata-rata harga jual sekitar 3%.
PT Modernland Realty Tbk (MDLN)
Di semester pertama tahun ini, penyerapan belanja modal (capex) PT
Modernland Realty Tbk (MDLN) masih rendah. Hingga akhir Juni 2015,
pengembang properti ini hanya menyerap capex senilai Rp 396 miliar atau
22% dari target tahun ini sebesar Rp 1,8 triliun.
Belanja modal tersebut mengalir untuk mengakuisisi lahan di wilayah Bekasi Jawa Barat dan Cikande Banten.
Cuncun Wijaya, Sekretaris Perusahaan MDLN, mengatakan, pihaknya akan
terus berupaya mendorong penyerapan capex. Kendati tahun ini tidak bisa
terserap sepenuhnya, realisasi capex akan dimundurkan ke tahun depan.
"Akuisisi lahan ini sangat fleksibel. Kalau tahun ini hanya terserap
setengah, maka setengahnya diundur tahun depan," kata Cuncun kepada
KONTAN, Rabu (3/9).
Tahun ini, MDLN fokus mengakuisisi lahan di Cikande dan Bekasi. Di
Cikande, perseroan telah mengantongi izin hak guna bangunan seluas
2.175 hektare (ha). Wilayah ini dikembangkan menjadi kawasan industri
bernama Modern Cikande Industrial Estate. Total area yang dikembangkan
seluas 900 ha dan dihuni 229 perusahaan.
Di Bekasi, MDLN telah mengantongi izin akuisisi lahan seluas 1.300
ha. Kawasan yang terletak di sebelah jalan tol Cibitung-Cilincing
tersebut akan dikembangkan menjadi Modern Bekasi Residential dan
Industrial Park.
No comments:
Post a Comment