Mari kita bahas yang kedua: properti. Nah, saya waktu itu
tanya tentang apakah properti merupakan investasi atau bukan-nya setelah
menanyakan tentang emas. Jadi setelah mereka rada shock karena saya bilang emas bukan investasi, sekarang beberapa
dari mereka ragu-ragu. Hehehe. Ada beberapa yang bilang iya, tapi sekarang ada
yang bilang tidak. Menarik ya.
Untuk mempercepat, saya mau katakan bahwa properti adalah belum tentu sebuah alat investasi. Ya,
betul-betul belum tentu. Apabila anda cari di koran orang yang butuh uang untuk
sebuah rumah kemudian anda beli, katakan sebesar 1,5 miliar. Beberapa lama
kemudian, ada ketemu seseorang yang rela membayar sebesar 2 miliar. Anda-pun
menjualnya kepada orang tersebut. Apabila anda adalah salah satu dari orang
dengan tipe ini, saya perlu katakan bahwa anda tidak berinvestasi di rumah.
Anda adalah seorang pedagang rumah. Betul?
Oh, baiklah Mas Fanuel, saya ada ide lagi. Kalau saya
membeli rumah saya yang sekarang 10 tahun lalu, harganya 100juta. Hari ini,
saya lepas di 1 Miliar saja orang pada berebutan. Saya berinvestasi bukan?
Sekali lagi, dengan penuh hormat saya katakan, belum tentu.
Kita tidak dapat menilai sesuatu adalah investasi atau bukan apabila hanya
melihat harganya yang meningkat dan menyimpannya dalam waktu lama. Memang
benar, sesuatu dapat dikatakan sebagai investasi apabila anda menyimpannya
dalam waktu yang lama.
Yang menjadi masalah adalah, anda apakan rumah itu
selama 10 tahun? Kalau anda sendiri yang tinggali, itu bukan investasi, itu
justru beban untuk anda. Anda perlu membayar keamanan, PBB, listrik,
perbaikan-perbaikan, dan sebagainya.
Selama anda tidak bisa tidur dan rumah tersebut mendatangkan
uang secara terus menerus bagi anda, hal itu bukanlah sebuah investasi.
Baiklah, tidur di sini bukan artian harafiah. Untuk sebuah rumah mendatangkan uang,
anda perlu menyewakannya bukan? Untuk mempersiapkan sebuah rumah layak sewa
pastinya membutuhkan usaha dari owner. Aktivitas seperti: mengecat ulang,
memastikan pelanggan seorang yang jujur, melengkapi urusan legalitas, bahkan
mencari broker dan bernegosiasi. Tentu, hal tersebut tidak dapat dilakukan
sambil tidur. Tidur di sini dimaksudkan bahwa anda tidak perlu melakukan
aktivitas fisik di dalam rumah tersebut untuk rumah itu memberi anda uang.
Ohiya, properti bukan hanya rumah ya teman-teman sekalian.
Kalau kita memiliki sebuah tower office building di daerah Kuningan dan kita
sewakan, itu juga dihitung property. Bahasa kerennya commercial property. Sedangkan, rumah buat tinggal kerennya residential property. Selain itu, kalau
kita punya tanah itu juga properti. Sekali lagi, walau tanah tidak pernah turun
harganya, tanah tersebut bukan merupakan investasi kecuali diolah untuk
menghasilkan uang tanpa usaha fisik pemilik. Bisa saja pemilik tanah kosong
tersebut menyewakan untuk ditanami palawija, atau sebagai lahan parkir apabila
ada di tengah kota.
Bahkan, apabila seseorang menyewa tanah di pedesaan,
kemudian menanam sebuah benih tumbuhan dengan tujuan menjual hasilnya, hal
tersebut juga dikatakan investasi properti.
Dari mana bisa dibilang properti?
Alasan saya dapat berkata demikian adalah karena kita mengharapkan uang cash
secara kontinyu mengalir ke kantong kita dari apa yang tumbuh dari tanah
tersebut.
Lagipula, apabila kita pikir secara mendalam, sebenarnya itulah properti yang
diberikan langsung oleh Tuhan ke umat manusia: tanah dan kemampuannya untuk menopang kehidupan.
Salam Investasi Pemuda Indonesia!
Ditulis oleh: Fanuel Akwila
LINE/Instagram: fanuelakwila
Facebook: Akwila Fanuel
E-mail: akwila.fanuel@gmail.com
Handphone: 087774523385
Salam Investasi Pemuda Indonesia!
Ditulis oleh: Fanuel Akwila
LINE/Instagram: fanuelakwila
Facebook: Akwila Fanuel
E-mail: akwila.fanuel@gmail.com
Handphone: 087774523385
No comments:
Post a Comment