Pada penutupan perdagangan hari ini (Rabu, 21 Oktober 2015), indeks
sektoral perkebunan naik 1,94 persen. Kenaikan itu didorong oleh
lonjakan harga saham sejumlah emiten produsen kelapa sawit (Crude Palm
Oil/ CPO) yang cukup signifikan.
Kenaikan harga saham produsen CPO dipengaruhi kebijakan pemerintah menggenjot penyerapan biodiesel. Pemerintah mewajibkan penggunaan biodiesel sebesar 15 persen atau B-15 pada Bahan Bakar Minyak (BBM) solar.
Harga CPO sendiri telah menguat hampir 25 persen menjadi MYR 2.319 dari harga terendahnya selama satu tahun pada 26 Agustus 2015 di level MYR1.867 per ton.
Pergerakan Harga CPO Selama 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Hingga penutupan hari ini PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Astra Agro lestari Tbk (AALI) mengalami kenaikan harga paling tinggi.
Harga saham LSIP naik 9,6 persen menjadi Rp1.490 dari sebelumnya Rp1.360. Pembelian terbesar saham LSIP dilakukan melalui broker asing seperti UBS Securities (AK), dengan transaksi beli sebanyak 43 ribu lot atau setara Rp6,1 miliar.
Deutsche Bank (DB) dan Morgan Stanley (MS) juga ikut membeli saham LSIP dengan transaksi masing-masing mencapai Rp5,7 miliar dan Rp5,6 miliar.
Pergerakan Harga Saham Produsen CPO Secara Intraday
Sumber: Bareksa.com
Sementara AALI mengalami kenaikan harga saham sebesar 5,8 persen menjadi Rp20.400 dari sebelumnya Rp19.275.
Pembeli terbesar saham AALI dilakukan melalui City Group Securities (CG) dengan transaksi sebesar 17,9 ribu lot saham senilai Rp36,3 miliar. Nilai transaksi yang dilakukan oleh CG setara 31,8 persen dari seluruh transaksi AALI hari ini yang mencapai Rp114,1 miliar.
Merrill Lynch (ML) juga ikut memborong perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia ini dengan melakukan aksi beli sebanyak 8 ribu lot atau setara Rp16,1 miliar pada harga rata-rata saham Rp20.282
sumber: bareksa.com
No comments:
Post a Comment