Sekitar 2 minggu yang lalu, saya diundang ke sebuah sekolah
di kawasan Bintaro untuk membawakan materi mengenai investasi di pasar saham. Kebetulan,
sekolah itu juga merupakan sekolah saya. Pengalaman tersebut menarik bagi saya
mengingat siswa SMA boleh dikatakan masih awam mengenai dunia ini.
Menurut saya pribadi, ada satu materi yang sangat menarik
untuk dibahas pada kesempatan kali ini. Materi tersebut adalah mengenai
investasi.
Kata investasi mungkin sudah sangat umum didengar oleh orang
kebanyakan. Tidak terkecuali siswa SMA pun sekarang sudah tidak kaku lagi
menggunakan istilah investasi. Permasalahannya adalah pengertian investasi itu
sendiri sangat bias. Hingga saat ini, ketika saya bertanya mengenai pengertian
investasi, hampir 100% orang berkata bahwa investasi adalah membeli sebuah
barang yang pada masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan harga yang lebih
tinggi dibanding harga belinya.
Baik baik, mungkin sebagian besar dari pembaca yang budiman
tidak setuju dengan pernyataan saya ini. Saya akan mulai dengan sebuah kisah
yang dituturkan oleh teman saya, kebetulan ayahnya kaya, dan ia terkenal karena
menceritakan tentang kisah ayahnya. Baiklah, saya yakin pembaca sekalian sudah
tahu siapa beliau. :)
Alkisah di suatu masa, ada sebuah desa nan jauh di sana.
Desa tersebut sangat makmur dan warganya sejahtera. Di desa tersebut ada satu
masalah yang sangat penting, kekurangan air bersih. Untuk warga desa tersebut
menikmati air, mereka perlu berjalan sekitar 1 kilometer untuk menimba air di danau
terdekat.
Singkat cerita, kepala desa tersebut memberi kesempatan
warga desa tersebut untuk menjual air di desa itu. Dua pemuda di desa itu
mengangkat tangan setuju. Pemuda pertama langsung berlari ke pasar, membeli dua
buah ember dan langsung berlari ke danau untuk menimba air. Sementara, pemuda
kedua pergi dari desa sementara waktu.
Pemuda pertama menikmati bulan-bulan penuh kemakmuran. Setiap
air yang ia timba, diharga $1 per liter. Tanpa saingan, ia tetap bekerja dengan
keras. Dari pukul 6 pagi hingga 5 sore setiap harinya, dari hari Senin hingga
Jumat. Pemuda tersebut kini semakin makmur.
Namun, ada masalah yang dikeluhkan warga. Air dari pemuda
tersebut kadang kotor dan berbau kurang sedap. Masalah yang lebih besar adalah
tidak tersedianya air di malam hari dan pada akhir minggu.
Enam bulan berselang, pemuda yang satunya datang lagi ke
desa. Ia membawa beberapa investor untuk datang ke desa tersebut. Di saat yang
bersamaan, ia menyewa seorang mandor yang ahli membuat pipa dan beberapa
pekerja untuk membangun saluran air. Di tengah desa, pemuda tersebut mendirikan
sebuah bak dari beton yang besar untuk menampung air dari danau. Ia juga
mengangkat seorang CEO untuk mengatur bisnisnya.
Setelah enam bulan kemudian setelah kepulangannya, seluruh
infrastruktur telah terbangun dengan baik. Kini, air mengalir ke desa itu
setiap detiknya, 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Air dari perusahaan itu dijual
dengan harga 50 sen per liter. Hebatnya lagi, air yang dialirkan langsung dari
pipa tersebut tidak beraroma dan tawar.
Pemuda yang tadi membeli ember, melihat kejadian ini,
membeli 2 ember lagi untuk membawa 4 buah ember sekaligus. Bekerja dari jam 6
pagi hingga jam 6 sore, bahkan pada akhir minggu. Untuk tetap bisa bersaing, ia
juga menurunkan harga airnya menjadi 50 sen per liter.
Pembaca yang budiman, anda pasti sudah tahu ke mana cerita
ini akan bermuara. Tentu, teman-teman sekalian sudah mengerti bahwa pemuda yang
membangun pipa air saat ini tengah bersantai dan bermain dengan anak-anaknya. Sementara,
uang terus mengalir. Di lain pemuda yang membeli ember, hingga saat ini terus
mengangkut ember bahkan di akhir minggu. Waktu untuk keluarganya sudah
benar-benar tidak bersisa.
Teman-teman pasti sudah paham, bahwa pemuda yang membangun
pipa adalah ia yang berinvestasi. Sementara, yang membeli ember adalah orang
yang tidak memiliki investasi apapun.
Dari cerita ini, kita bisa simpulkan dua hal yang sangat
penting terkait investasi:
- Investasi, secara sederhana, adalah aktivitas menunda untuk menikmati daya beli hari ini untuk mendapat daya beli yang lebih besar di kemudian hari.
- Investasi yang tepat dilakukan, memasukan uang ke kantong pemiliknya setiap saat bahkan saat tidur.
Mengaitkan dengan pembahasan saya sebelumnya, membeli sebuah
barang untuk dijual di kemudian hari untuk mendapat harga yang lebih tinggi
hanya memenuhi kaidah pertama dari investasi. Setuju? Untuk suatu hal dapat
dikatakan benar-benar investasi, hal tersebut harus memiliki kedua hal tersebut
secara utuh.
Anda setuju dengan saya? :)
Salam Investasi Pemuda Indonesia!
Ditulis oleh: Fanuel Akwila
LINE/Instagram: fanuelakwila
Facebook: Akwila Fanuel
E-mail: akwila.fanuel@gmail.com
Handphone: 087774523385
Salam Investasi Pemuda Indonesia!
Ditulis oleh: Fanuel Akwila
LINE/Instagram: fanuelakwila
Facebook: Akwila Fanuel
E-mail: akwila.fanuel@gmail.com
Handphone: 087774523385
No comments:
Post a Comment